Tetaplah bersamaku, sedikit lebih lama, sampai selamanya :)

Aku tak paham dengan apa yang sedang kita jalani sekarang
Aku juga tak mengerti dengan apa yang sedang kupertahankan sekarang

Tak terasa sudah satu tahun berlalu. Satu tahun juga kau menghilang dari hidupku, kau pergi dari duniaku tanpa pamit, membuat hancur hatiku, hingga dengan paksa aku harus membunuh perasaanku sendiri, melenyapkan segala kenangan, dan menyingkirkan semua harapan indah. Kepergianmu hanya menyisakan luka. Luka yang dalam dan amat perih. Aku tak tahu harus bagaimana. Aku seperti kehilangan arah. Seperti kapal yang terombang-ambing di tengah samudra tanpa adanya nahkoda. Hingga akhirnya terdampar di daratan yang asing. Iya, semenjak saat itu hari-hariku terasa asing tanpa hadirmu. Tanpa sapamu saat matahari masih malu-malu untuk keluar ketika ku baru membuka mata, saat kita tenggelam dalam kesibukan disiang yang terik, maupun sesaat sebelum kita terlelap dalam belaian malam karena letih seharian. Tanpamu hari-hari terasa hampa, berat, dan suram. Semua terlihat abu-abu. Aku benci ini. Dalam keheningan malam kerinduan selalu menyergap hatiku tanpa permisi. Memaksaku memutar kembali kenangan yang telah lama tersimpan. Yang dulu terasa manis, indah tanpa cela kini berubah pahit dan selalu berhasil membuat air mataku meleleh dan tangisku membuncah. Wahai pujaan hati sedang apa kau disana? Apa kau tak pernah sedikitpun memikirkanku? Apa tak pernah sekalipun aku terlintas dibenakmu? Aku rindu. Sungguh sangat merindukanmu. Rindu yang tak pernah sampai, yang tak pernah kuucap, yang masih kupendam dalam lubuk hati ini, yang hanya bisa kurasakan sendiri. Perihnya menusuk jantung, menyesakkan dada. Aku hanya bisa memandangi sosokmu dalam foto. Aku hanya bisa menjagamu dari kejauhan. Aku hanya mampu mengucap rindu dalam do'a. Kupintakan pada Sang Pemilik semesta, agar kau dan keluargamu selalu dalam kebaikan-Nya. Kupikir rasa ini akan memudar seiring berjalannya waktu karena sudah lama sekali kita tak bertatap muka, kita tak bertegur sapa, kita tak saling menghubungi. Bahkan sempat aku mencoba mencari penggantimu, mencari seseorang untuk mengisi ruang kosong dihati ini. Setiap aku menemukannya, aku harap rasa itu hadir untukku dan dia, aku harap aku bisa bahagia bersamanya tanpa pernah mengingatmu lagi. Tapi ternyata apa yang kurasakan? Aku merasa aneh. Aku masih merasakan kekosongan di hati ini. Kenapa semua berbeda? Kenapa aku tak bisa merasakan getaran cinta saat bersamanya? Semuanya terasa hambar. Jujur aku tak bisa mencintainya sepenuh hati. Aku tak bisa menyayanginya setulus hati. Hatiku seperti tak ingin dimiliki olehnya. Hingga akhirnya, aku melukai satu hati. Maaf bukan maksudku aku hanya mendengarkan isi hatiku. Sihir apa yang kau pakai hingga aku tak pernah bisa lari dari bayangmu. Sekuat apapun aku menghindar, sejauh apapun aku berlari pada akhirnya aku kembali ditempat yang sama. Dimana semua ini bermula.

Dan sekarang setelah hatiku sudah mulai tenang, setelah aku bisa tersenyum tanpa merasakan sakit lagi saat mengingatmu, setelah aku hampir sampai di ujung ikhlasku untuk merelakanmu, kau, datang? Ya kau datang lagi. Kau hadir kembali di hidupku, di duniaku membawa sejuta kenangan kisah lama kita. Kau tak tau betapa susahnya aku jatuh bangun menghabiskan waktu untuk menyembuhkan luka itu. Sekarang kau dengan mudahnya mengucapkan satu dua kata yang harusnya tak kau katakan atau yang harusnya tak ku hiraukan. "Miss you" darimu seketika berhasil membuat pertahananku runtuh. Masih seperti dulu. Kau selalu mampu membuatku merasakan detak jantung bahagia, debaran tak menentu didada dan bahagia yang lahir dari hati. Dan bodohnya aku, masih saja aku menanggapimu, masih saja aku menghiraukanmu, lemahnya aku yang selalu tak bisa tak mempedulikanmu.
Mereka bilang, "Tak ada yang kebetulan di dunia ini semua pasti ada alasannya" termasuk pertemuan. Apa itu berlaku untuk kita? Dan aku juga masih ingat temanku pernah bilang "Yang terbaik selalu datang belakangan". Kuharap itu kamu. Satu lagi, "Cinta selalu tau jalan pulang", semoga benar-benar kamu.

Aku telah membuka halaman baru di buku kehidupanku. Kuharap kau menghadirkan cerita baru yang indahnya nyata di lembar baru ini. Kuharap kau takkan menggores luka baru dibekas luka yang hampir mengering. Ah rupanya harapku berlebih. Kau saja masih sama dengan yang dulu. Tak pernah berubah. Aku selalu bertanya-tanya seperti apa perasaanmu sebenarnya terhadapku? Apa yang kau lakukan itu bisa disebut perjuanganmu? Lalu setelah sampai kenapa kau tak juga menyatakan sesuatu? Oh mungkin aku yang terlalu sering bermimpi. Apa maksudmu? Apa yang kau inginkan? Apa tak cukup kau buat hati ini patah? Apa masih kurang kau menghancurkan semuanya?

Mengenalmu adalah takdir, menyayangimu adalah pilihan, mencintaimu adalah anugerah, dan memilikimu adalah kebahagiaan yang utuh. Satu hal yang kuingin sejak dulu. Melihatmu mampu menyejukkan hati, membuat pikiran ini melayang membayangkan masa depan. Bersamamu kurasakan kedamaian di hati ini. Betapa bahagia diriku jika suatu hari nanti Tuhan berkehendak untuk menyatukan kita dalam satu ikatan suci. Aku tak tahu bagaimana akhir cerita ini nanti, entah kau tercipta untukku atau tidak, yang aku tau aku menyayangimu dan kamulah yang selalu aku perjuangkan. Kamulah yang selalu aku tunggu, kamulah semangatku selama ini dan kamulah harapanku dimasa depan. "Siapapun kamu dari manapun asalmu dan bagaimanapun latar belakangmu, aku tetap menyayangimu dengan ketulusan dan sampai kapanpun tetap tersimpan namamu di hati ini".
Disatu sisi aku bahagia kamu ada dihidupku, aku bahagia jalan kita bertemu lagi. Tapi disisi lain, aku takut, takut semua terulang lagi. Kubiarkan semua berjalan begitu saja, biarkan semua mengalir mengikuti arusnya tanpa aku menaruh harap lebih. Karna aku sadar aku siapa. Aku hanya wanita biasa sangat biasa dengan segala kesederhanaanku. Aku hanya perempuan biasa yang ingin memperjuangkan cintaku. Apalah arti diriku dimatamu. Aku tahu kamu mungkin hanya menganggapku tak lebih dari teman biasa dari dulu. Teman untuk berbagi cerita, teman dikala kesepian. Tak terlintaskah dipikiranmu untuk menjadikanku lebih dari itu? Kamu sangat pintar membuatku terus penasaran dengan semua tingkahmu. Terkadang aku merasa menjadi wanita spesial bagimu ditambah lagi dengan kata-kata manismu yang mampu meluluhkan hatiku. Tapi terkadang aku juga merasa kalau aku ini bukan siapa-siapa bagimu. Karena kita bagaikan berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas. Kita menyusuri jalan panjang yang sama sekali belum terlihat ujungnya. Aku belum melihat setitik cahaya terang di depan sana. Tapi aku akan bersabar dan aku akan ada disini, disisimu menemanimu meski jalannya terjal berliku dan tersebar kerikil dimana-mana. Tetaplah bersamaku sampai Tuhan menunjukkan takdirnya, sampai waktu menjawab semuanya. Semoga kita selamanya :)

Komentar

Baca Juga