"JARAK"



         Satu hal yang membentang angkuh diantara kita. Memisahkan kita sejauh ini. Membuatku selalu menahan rinduku. Membenamkan inginku untuk bertemu denganmu. Ratusan hari kulalui tanpa sosok nyatamu disini. Tanpa hadirmu selalu ada yang kurang dihariku. Bila kuingat, sudah lama kita tak bertatap muka, sudah lama kita tak berjalan beriringan. Kadang aku merasa iri pada mereka yang dengan bahagianya bisa menghabiskan waktu bersama, entah hanya berdua atau beramai-ramai. Sementara aku, hanya bisa berduaan dengan handphone yang kubawa kemanapun setiap saat agar selalu bisa terhubung denganmu. Dan ketika rindu mendera dengan tiba-tiba saat malam, aku hanya bisa menyimpannya tanpa berani mengatakannya padamu. Seharusnya memang aku bilang saja padamu langsung, tapi lagi-lagi ego ke"cewek"anku meninggi jadi aku hanya menunggu kamu mengatakannya dulu. Kuredam amarahku kutenangkan hatiku. Setidaknya aku masih bisa tahu kabarmu keadaanmu dan bisa mendengar suaramu di ujung telepon saja aku sudah senang. Semua itu sudah cukup untuk mengobati rasa rindu yang nakal ini.
         Jujur, aku masih sering memikirkan hal yang tidak-tidak. Maksudku, kau disana sedang bersama siapa? Apa disana ada perempuan lain yang cantik, pintar, soleha, berhati malaikat dan sebagainya? Apa kau tertarik dengannya? Apa sebenarnya disana kau punya perempuan yang sedang kau incar? Lalu, siapa aku bagimu? Teman berbagi kabar? Teman cerita saat kau sedang kesepian atau saat kau sedang insomnia? Oh tidak. Berbagai pertanyaan semacam itu sering muncul bergelayutan dipikiranku meski sering juga kuusir tapi selalu datang lagi, terutama saat kau tak ada kabar dan saat aku dengan sengaja ataupun tidak, stalking your timeline. Memang salahku yang masih berusaha menguntit status-status di akunmu. Bahkan tak jarang kudapati kau asik berkomen ria dengan teman-temanmu. Salah satunya membahas acara 'nongkrong' kalian. Aku benar-benar iri dengan mereka yang bisa dengan mudahnya bertemu denganmu dan melihatmu kapanpun mereka mau. Satu lagi, kadang aku berpikiran aku ini tak ada apa-apanya dibanding mereka, saat aku menemukan fotomu dengan masalalumu. Aku merasa bodoh. Bodoh karena sudah 'stalking' dan galau sendiri, dan bodoh karena masih mengharapkan kamu yang entah kapan akan memperjelas arah dan tujuan jalan kita ini.
        Terlepas dari semua itu, aku selalu berdo'a agar suatu hari kita punya tujuan yang sama dan kita akan berjalan dengan arah yang jelas kesana. Tak peduli apapun yang mencoba menghalangi di depan, i'll be right here for you. Sekarang, tak penting kau disini atau tidak. Semoga Tuhan memang masih menyiapkan sesuatu yang istimewa untuk kita. Dan aku akan terus menunggu hingga hari itu datang. Hari dimana kita akan bertemu. Aku berharap pertemuan kita nanti akan berarti tak hanya untukku tapi juga untukmu.
I Miss You so bad..

Komentar

Baca Juga