PESONA BROMO YANG TAK PERNAH USAI
Malam itu bus kita berangkat sekitar pukul 7 malam. Bus jurusan Surabaya-Malang yang kita naiki melaju tak seberapa kencang. Tempat duduknya penuh tapi untung tidak berdesak-desakan. Aku dan lima temanku memang berencana dadakan untuk vacation ke Gunung Bromo. Kita sengaja booking travel untuk ke Bromo karna kita cewek semua jadi biar aman. Dari Surabaya kita berangkat berlima, yang satu ketemuan di Malang karena dia tinggal di Kediri. Perjalanan naik bus berlangsung sekitar 3jam. Pukul 10 malam kita tiba di terminal Arjosari dan langsung cari makan karna kelaparan sambil menunggu teman kita satu lagi dan jemputan.
Setelah lengkap dan jemputan datang kita langsung cus homestay. Cukup setengah jam kita sampai di homestay yang merupakan fasilitas dari paket tour kita. Berada di daerah Tumpang, semakin malam udara semakin dingin apalagi di daerah pedesaan seperti ini. Beristirahat sejenaklah kita. Karna mata sudah amat berat, ketemu bantal langsung lelap aku. Alarm berbunyi pun sampai tak terdengar di telinga saking lelapnya. Yah secara setelah seharian siang tadi kerja, sorenya otw Malang, diluar dingin banget didalem anget yaa gimana gak lelap tidurnya.
Okey sudah tengah malam. Jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Jul, temanku sudah teriak-teriak membangunkan kita semua. Iya jadi agenda kita yang pertama adalah mengejar sunrise di penanjakan Bromooo. Karna perjalanan dari desa Tumpang ke Bromo memakan waktu 2jam jadi jam setengah 2 kita cabut. Dengan mata setengah melek dan badan yang bergetar karna kedinginan kita dibawa ke spot view sunrise menggunakan mobil jeep. Sepanjang jalan yang dilalui semua gelap kanan kiri hutan. Dengan jalan off road jeep berguncang-guncang membuat kita melek seketika ditambah lagi si mas sopir mengendarainya dengan kencang. Tak sabar menunggu waktu kita terus bercanda di dalam mobil, awalnya sih.. sebelum lagi-lagi kita terlelap. (Ngantuknya belum habis haha)
Yap kita sampai si lokasi. Di penanjakan 1 Bromo, kita akan menikmati pemandangan matahari terbit di Gunung Bromo yang keindahannya sudah terkenal sampai mancanegara. Begitu pintu jeep belakang dibuka udara dingin langsung menyerbu. Jeep sudah parkir dan kita melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Belum lima menit jalan, seluruh badanku gemetar menggigil kedinginan. Padahal sudah pakai jaket, topi rajut, sarung tangan, kaos kaki masih saja sulit menahan hawa dingin yang menembus kulit. Akhirnya kita putuskan untuk mampir di satu kedai kopi, barangkali menyeruput teh atau susu hangat bisa membantu menghangatkan tubuh. Setelah dirasa tak menggigil lagi kita lanjut jalan. Cukup membantu rupanya, mungkin tadi tubuh kita masih beradaptasi berada di wilayah yang sungguh berbeda suhu udaranya. (Maklum Surabaya kan cukup warm)
Kita berjalan sekitar 15 menit dan sampailah di puncak. Tempat menyaksikan detik-detik matahari mulai memancarkan sinarnya ke segala penjuru. Ternyata di atas sudah banyak orang yang berkumpul. Cukup penuh mengingat ini hari Minggu. Tak sedikit pula orang yang menjajakan minuman hangat, pop mie, atau sewa tikar. Satu lagi yang agak aneh entah kita yang salah dengar atau enggak, ada yang jualan es. Minum es pagi buta di puncak, kedengarannya ektrem.
Setelah dengan sabar kita menunggu, akhirnya sang mentari yang kita nantikan sejak tadi muncul juga. Dengan berselimut cahaya oranye yang siap memancar ke segala penjuru ia mulai naik perlahan. Kami semua tampak terkagum menyaksikan pertunjukan itu di depan mata. Tak sedikit juga yang mengabadikannya lewat jepretan. Semua berlomba-lomba untuk mengambil gambar pemandangan yang menakjubkan tersebut seolah tak mau ketinggalan karna momen ini hanya berlangsung beberapa menit saja.
aslinya nahan takut dia hahaha |
Turun dari kawah mampir dulu ke pura Poten yang ada tepat di kaki kawah Bromo.
Masuk ke dalam jeep wuih adem panas muka kita merah semua. Mataharinya terik banget tapi hawanya masih adem. Berlindunglah kita di dalam jeep dengan badan yang capek rasanya pengen tidur tapi masih dua lokasi lagi yang mau kita kunjungi hehehe. Dan mobil jeep pun meluncur kencang lalu berhenti di tengah-tengah gurun, eh padang pasir, eh lautan pasir yang sekarang lebih eksis dengan sebutan Pasir Berbisik. Kita benar-benar ada di tengah-tengah padang pasir yang luaaaas banget tapi pasirnya beda sama yang di gurun Sahara loh. Melihat lautan pasir yang begitu unik semangat kita naik lagi. Emang dasar yaa
whispering sand |
Jam berputar dengan cepat hari ini. Tinggal satu lokasi lagi. Dengan sisa sisa tenaga yang ada kita berbahagia lagi ya sebelum pulang ke Surabaya :D
Tibalah kita di penghujung tour. Padang Savana dan Bukit Teletubbies sudah menanti kitaa.. Kalau tadi lautan pasir yang luas sekarang padang rumput yang luas tersaji di depan mata kita.
MasyaAllah sungguh menakjubkan alam yang Allah ciptakan. Matahari sudah bertengger di atas kepala. Sebenarnya masih belum puas kita menikmati kecantikan bukit ini tapi apalah daya badan ini sepertinya butuh istirahat. Lelah, ngantuk, lapar jadi satu. Alhasil cabutlah kita kembali homestay sekitar pukul setengah satu siang. Setelah mandi dan makan dan dirasa cukup segar, it's time to come back. Surabaya udah nyuruh pulang :D
Bonus :) |
Komentar
Posting Komentar